AKU HANYA INGIN TAU, KEMANAKAH ARAH UTARA??

September 12, 2010 ayyiu

Aku menggenggam selembar peta, mirip selembar peta harta karun berabad-abad silam. Bagiku peta ini sangat berharga. Dari sinilah aku memulai semuanya..

Gugusan pulau, daratan, dan lautan terbingkai rapi di dalamnya.

“Ini pegunungan, ini lembah, dan ini lautan! Great! Aku sudah memahami  semuanya. Bukankah ini tidak sulit? Hanya memahami beberapa simbol sederhana, segitiga untuk gunung, biru untuk laut, dan sejenisnya.  Sederhana! Bahkan seorang amatiran sepertiku pun pasti bisa”. Anggapku begitu remeh. “Hmm… Baiklah, ini mudah”. Segera saja aku memulai perjalan ini. menyusuri hutan, mendaki pegunungan, dan menyebrangi sungai. Sungguh menyenangkan!!

Kini, aku sudah melalui 1/3 perjalananku, tak ku sangka semudah ini. Tapi, baru saja kusadari ada sebuah gunung yang menghadang. Sangat tinggi, sungguh ini lebih tinggi dari yang telah aku jumpai sebelumnya. Keraguan mulai menghantuiku pikiranku. “Haruskah aku menyerah disini?? Ayolaahh.. ini mudah! Seperti yang sudah-suda!” gumamku. Aku punya ransel yang menyimpan banyak peralatan khusus, tentu saja mudah jika aku menggunakannya. Aku juga membawa banyak  persiapan bekal, tentu saja aku tak akan kehabisan energi.

“OK, aku bisa!” Satu kalimat untuk untuk mengawali langkahku, dan ternyata.. AKU BISA!! Yeiy!! Yipiiyy!!  Aku bersorak. Sudah ku bilang ini mudah. =D

Aku berjalan dan terus berjalan, sampai disuatu gurun pasir. Oh tidak.. Sejauh mata memandang hanya ada pasir, pasir, dan pasir. Sekali lagi kegundahan menyelinap di pikiranku. “Haruskah ku anggap ini mudah? Tentu saja! Aku hanya perlu berjalan dan berjalan bukan? Ok, ini lebih mudah!” kataku untuk membangunkan singa dalam ragaku.

1 langkah, 2 langkah, 3 langkah,.. dan.. ouh! Terik sekali, rasanya matahari tengah membuntutiku sedari tadi. Kerongkonganku kering,  sekering udara di gurun ini. Segera aku mengambil botol air minumku, secepat kilat aku menghisapnya. Tapi, tapi.. tak ada setitik air pun memasahi kerongkonganku. Aku tak punya air lagi, oh sial! “Aku masih harus berjalan berapa puluh kilometer lagi untuk mendapatkan air? Aku bisa mati kekerigan disin”. Aku harus segera melalui gurun ini, kali ini rasanya aku harus memutar otak dua kali lebih keras  dibandingkan sebelumnya. Kalau waktu itu aku sungguh terbantu dengan peralatan dari ranselku, kali ini mungkin saja bisa kulakukan hal serupa. Aku berpikir dengan optimisme tinggi. Aha! Kompas! Itu dia yang akan menunjukan arah untukku. Aku butuh kompas, ternyata tak ada penunjuk arah yang jelas di peta ini. Ransel, ya ranselku! Ku mencari, dan akhirnya.. tak kutemukan! Hanya ada sepatu bergerigi, cukupkah itu membantu di tengah gurun seperti ini? Aku pun tak ingin mengetahui jawabannya. Hanya akan meluluh lantakan kepeng-keping harapanku yang kurasa mulai retak. Aku melupakan bagian terpenting perjalanan ini. Arah! Aku kehilangan arah! Bagus! Aku tersesat, tak ada air, tak adda kompas, dan satu lagi yang semakin melengkapi perjalanan yang tadinya ku anggap tamasya ini, aku SENDIRI! Lengkap sudah.. Ini bencana, mataku pun berkilauan. Kilauan dari kaca-kaca yang sebentar lagi akan runtuh. Aku tak sanggup.. Air mataku, air mataku kini jatuh juga. Aku tak kuasa melawan gravitasi ini.

“Kau lemah!! Hanya sebatas itukah kemempuanmu, hanya sampai  disitukah perjuanganmu? Hahaha..” tak ku sangka, batinku pun mencemoohku. “Jangan meremehkanku!! Aku belum menyerah, aku hanya belum menemukan jalan keluar. “Jangan putus asa! Jangan pernah kau berputus asa!” di sisi lain ada sesuatu yang menguatkanku. “Baik, aku cukup andal bukan? Meski tak ada kompaspun masih ada uluran tangan Tuhan”.

Aku sungguh lelah,  aku berbaring sesaat untuuk menghirup uara segar. Segar? Untuk sementara udara malam di gurun ini ku sebut udara segar. Siang berganti malam.. Langit gelap, bintang bertaburan diman-mana, tak ada yang berubah. Tak ada? Tidak! Tentu saja ada. “Sebagian gugus bintang dapat menunjukkan arah. Dialah yang harus ku cari, seekor “beruang besar” di langit. Setelah itu, kan ku temukan beruang kutub. Akhirnya akan aku temukan jalan pulang, ini akan menjadi tamasya yang menyenangkan. Aku susuri satu per satu, dimanakah kau beruang besar? Aku harus terus mencarinya, setelah itu aku masih harus menyebrangi lautan atau bahkan samudra luas. Dan ini masih panjang.. hey, beruang besar, aku butuh km saat ini. taukah km? Aku mencarimu hanya untuk tau, dimana UTARA?

Entry Filed under: my little world

Tinggalkan komentar

Trackback this post  |  Subscribe to comments via RSS Feed

Laman

Kategori

Kalender

September 2010
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
27282930